12 Jam Keliling Aceh

Bisa dibilang trip ke Sabang-Aceh ini adalah trip dengan itinery paling padat yang pernah saya jalani. Bagaimana tidak, sejak menginjakkan kaki di pelabuhan Balohan, Sabang, kami seakan tak sudi melewati satu spotpun tempat untuk dikunjungi.

Begitupun saat perjalanan di Sabang berakhir dan eksplore Aceh dimulai, kami sengaja memilih kapal cepat paling pagi pukul 08.00 dari Sabang ke Aceh dan memilih bus malam pukul 21.00 untuk kembali ke Medan. Ini artinya, kami punya waktu 12 jam untuk menikmati Aceh lebih dekat. YIPIEE ^^

Taufik Taman Sari Coffe

Perjalanan dimulai dari… rumah sodara kak winda.hehehe Setelah sempat mampir sebentar ke rumah saudara kk Winda, kami pun memulai perjalanan dengan menikmati kuliner Aceh yang terkenal endues yaitu kue ketan dan minuman sanger. Sanger ini semacam kopi susu manis (bisa hangat bisa dingin) dan dipadukan dengan kue ketan yang percayalah gais itu makyussnya ga nyantai. Meski Taufik Taman Sari Coffe ini bukan yang paling terkenal di Banda Aceh, tapi pilihan supir untuk membawa kami kesini sama sekali tak mengecewakan, selain sanger dan kue ketannya, masih buanyaaak pilihan kuliner lain yang bisa dicoba seperti lontong gado-gado, mie aceh, martabak, dan banyak jenis kue-kue lainnya. Dan yang paling penting selanjutnya adalah harga nya yang murah teramat banget. Jangan berharap bisa diet saat sampai disini, kalian tak akan sanggup melakukannya, SUNGGUH.. ^^

SYELAMAT MAKANNN !!

WANNA TRY ?

Museum Tsunami

Selanjutnya kami mengunjungi museum Tsunami, museum yang didirikan pada tahun 2009 ini adalah museum yang dibangun utnuk memperingati bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Aceh tahun 2004 silam. Museum ini sekaligus menjadi pusat pendidikan dan tempat perlindungan darurat andai Tsunami terjadi lagi. Sayang sekali, saat kami datang saat itu, museum sedang tutup, kata bapak penjaga sedang ada renovasi didalamnya, jadilah kami harus puas dengan menikmati sisi luar dan bagian bawah museum saja. Mungkin, gagal masuk kedalam museum dapat saya jadikan alasan untuk kembali menyambangi tanah rencong ini.Tapi begitu pun, saya sudah cukup senang, arsitektur bangunan museum yang unik memberikan suguhan baru bagi mata untuk dinikmati.

TAKEN SELFIEE

BECAKNYA GA MAU KALAH

Kapal PLTD Apung

Cuss go, pemberhentian kami selanjutnya adalah Kapal PLTD Apung, ini adalah kapal generator listrik milik PLN yang terseret arus tsunami sejauh 2-3 KM dari laut. Subhanallah sekali kekuasaan Tuhan, dalam sekali hempasan dan waktu yang singkat mampu memindahkan kapal seberat 2.600 ton ini ke daratan. Kini, kapal dijadikan sebagai objek wisata Aceh. Didalam kapal saat ini tidak berisi apa-apa, namun sesuai dengan info yang saya terima dari petugas, rencananya badan utama kapal akan dijadikan museum atau gallery sebagai memorium kejadian gempa bumi dan Tsunami Aceh 2014 lalu.



Gunongan Park

Terletak di Jl. Teuku Umar,Baiturrahman, Banda Aceh. Gunongan Park adalah sebuah taman sejarah. Dulunya, taman bermain ini dibangun sebagai tanda cinta Sultan Iskandar Muda terhadap permaisurinya Putri Kamaliah. Awwww Sultan romantis nya top to the moon syekali.

TAMAN BERMAIN PERMAISURI

SENYUM ALA PERMAISURI

Masjid Baiturrahman

Centre of Aceh point. Masjid yang menjadi ikon kota Serambi Mekkah ini adalah destinasi kami selanjutnya. Sengaja mengatur waktu agar tiba di saat waktu shalat dzuhur dan merasakan bagaimana syahdunya bisa shalat berjamaah disini.Masjid Baiturrahman is One of my 100 places must visit before I die was checked. Arsitektur bangunan masjid yang sangat indah, dan suasana sejuk alami didalamnya memberikan rasa nyaman enggan pulang. Kegagahan dan kekokohan serta arsitektur indah didalamnya memang bisa dijadikan cukup alasan untuk menempatkan masjid ini sebagai salah satu masjid terindah di Indonesia.


Kapal di Atas Rumah

Situs tsunami tujuan kami berikutnya adalah kapal diatas rumah Lampulo. Bisa kita bayangkan bagaimana kehebatan tsunami hingga mampu menyeret kapal hingga ke atas rumah penduduk. Kini, rumah ini dijadikan situs tsunami yang dapat dikunjungi wisatawan.Di garasi rumah yang tak berpintu, terdapat spanduk besar yang berisi nama-nama korban tsunami.Sedangkan di lantai dua terdapat gallery foto yang menggambarkan suasana pasca tsunami saat itu, dulunya lantai dua ini adalah tempat para penduduk berkumpul sebelum kapal datang. Hingga akhirnya kapal yang terseret keatap rumah itu bisa menjadi tempat mereka menyelamatkan diri. Menurut info dari penjaga rumah tempat ini, 59 orang dikabarkan berhasil selamat setelah berhasil bertahan selama 7 jam didalam kapal.



Belanja Oleh-Oleh

Pastikan bawa uang “cukup” cukup banyak maksudnya saat akan singgah ke Jln. Sri Ratu Safiatudin Peunayong – Banda Aceh. Kenapa deb ?Karena di sepanjang jalan ini lah surganya oleh-oleh Aceh. Terdiri dari banyak toko oleh-oleh, dapat dipastikan kalian akan bingung memilih yang mana. Ragamnya barang yang dijual mulai dari kopi aceh, berbagai makanan ringan, kaos, tas-tas etnik, kain aceh, baju, souvenir seperti magnet kulkas, gantungan kunci, hiasan rumah dan sebagainya semuanya lengkap dalam satu toko.Satu toko dengan toko lainnya biasa tak memiliki perbedaan terlalu jauh mengenai barang yang jual. Yang membedakan tentu adalah harganya., tapi jangan takut harga yang diberikan disini adalah harga yng masih bisa ditawar. Jadi, persiapkanlah jurus rayuan paling handal kalian dan selamat berbelanja. ^^

Pemandian Mata Air (Mata Ie)

Brrrrrr. Langsung nyebur.Pemandian Mata air ini airnya sumpah dingin banget banget gais. Dengan hanya membayar uang retribusi sebesar Rp. 3000,-, kita sudah dapat mandi sepuasnya di mata air yang segar ini. Udara yang sejuk, Air yang segar dan banyak pohon-pohon adalah kombinasi yang pas untuk mengistirahatkan diri sejenak dari perjalanan panjang, Selain menyejukkan tubuh, mata air ini juga mampu menyejukkan hati yang luka. #Tsaaaah

MAREEE NYEBURRR !!!

Pantai Longa

Destinasi selanjutya adalah Pantai Longa. Cusss we go. Kabarnya salah satu spot melihat sunset terbaik di Aceh adalah Longa beach. Terletak di pinggir jalan arah ke Meulaboh, saya benar-benar dibuat takjub dengan jalan menuju tempat ini. Hutan-hutan pohon yang entah apa namanya itu membuat saya terdiam dan menghela napas cukup dalam. Saya bisa merasakan atsmosfer berasa dalam lokasi syuting serial twilight, kurangnya hanya satu tak ada yang menjadi Edward.Hahahaa.

NIVE TO MEET ALL THIS GUYS

Selepas dari Pantai Longa kami pun meluncur menuju pemberhentian terakhir yaitu Zaki Resto, terletak di tengah kota Aceh, tak jauh dari terminal. Resto yang menyediakan berbagai macam pilihan makanan dan menyediakan free wifi bagi pengunjungnya ini menjadi salah satu tempat tongkrongan favorit anak-anak muda Aceh. Sadar akan menempuh perjalanan panjang kembali ke Medan, kami pun berusaha memenuhi perut dan tak sudi membiarkan ada sedikitpun celah kosong, Mie aceh, nasi campur, nasi uduk, dan menu-menu lainnya mengisi lambung kami. Dan akhirnya perut kami kenyang, hati senang. Tepat jam delapan, kami pun menuju terminal yang menandai berakhir sudah perjalanan kali ini. Aceh adalah kota yang ramah dan menyenangkan dengan segudang kuliner lezatnya. Tak ada alasan untuk tak kembali menjejak serambi Mekkah ini.Lagi.Nanti.


MENIKMATI KULINER ACEH SEBELUM KEMBALI KE MEDAN

Sejam kemudian…. Kami sudah masing-masing terlelap di kusi bus Sempati star, dengan penat, lelah, senang, dan harapan-harapan baru untuk bisa menjejak tanah-tanah asing lainnya yang menyatu, melebur menjadi satu memenuhi ruang-ruang kosong di kepala bernama mimpi.

The end

0 Comments