a lil Escape to Batu Caves Malaysia

Menyambung perjalanan terakhir ke Kuala Lumpur berapa bulan silam, hahaha yaa ini cerita emang engga fresh fresh banget kayak es teh manis dingin yang ada di kulkas, karena kesibukan lalala akhirnya baru bisa merampungkan cerita ini sekarang. Tapi katanya gapapa telat daripada engga sama sekali, dan niat sharing ini adalah niat yang mulia untuk membantu manteman jika membutuhkan informasi dari tempat-tempat yang saya kunjungi, jadi marilah tetap kita lanjutkan niat baik ini. Dan juga meskipun tempat yang akan saya ulas ini adalah tempat yang sudah diulas oleh berjuta-juta orang yang janjalan ke Kuala Lumpur, tapi semoga saja tak membuat kalian ingin menyudahi membaca ini begitu saja karena melakukan sesuatu setengah-tengah itu amatlah tidak baik dan bisa menyebabkan bagi kalian mendapatkan pasangan brewokan yang males mandi, kalau cewe dapet pasangan brewokan gapapa juga sih lah tapi gimana kalau kalian laki dan dapet pasangan cewe yang brewok, Naudzubillah jangan sampai itu terjadi, JADI TERUSLAH MEMBACA INI SAMPAI HABIS. HAHAHA  *ketawaPenuhKemenangan


Jadi ceritanya, banyak yang bilang dan menurut saya bener sih, percuma banget kalau udah ke Kuala Lumpur tapi Cuma ndolan ke Menara Petronas, Menara KL atau jalan-jalan di seputar Alor dan Bukit Bintang aja karena nyatanya Kuala Lumpur menyediakan banyak banget pilihan wisata kota yang bisa dikunjungi dan gratis pula, salah satunya ya ini. Kuil Batu Caves, salah satu wisata favorit saya saat berada di Kuala Lumpur.


Awalnya saya, kami tepatnya (Saya,Dilla dan Puspa) tak begitu yakin dengan rencana kami menyambangi Batu Caves di hari terakhir kami berada di Kuala Lumpur karena satu, aku sayang ibu dua sayang Ayah, kami masih memiliki rencana belanja oleh-oleh di Sungei Wang (salah satu mall di Bukit Bintang, banyak jual coklat, harganya juga mure2 bisa ditawar) dan dua, kami harus sudah berada di Bandara KLIA paling lama pukul 6 sore. Tapi dasar wanita-wanita seterong tak mau rugi, setelah berlari-lari di Sungei Wang menuju Hotel untuk mengambil tas-tas yang kami titipkan saat checkout sebelumnya, kami pun memutuskan tetap pergi ke Batu Caves dengan berbekal keberanian dan cinta dari abang tu. Tapi, demi menghemat waktu perjalanan, kali ini kami memutuskan untuk memesan Grab dari Hotel (Hotel Alpha Genesis yang terletak di jl Alor) dan langsung menuju Batu caves, dengan harga 20 RM atau sekitar IDR 65K, karena bertiga kami pasti bisa tentu harga tersebut masih cukup murah ketimbang kami harus naik monorail dari Bukit Bintang hingga KL Sentral dan menyambung lagi dengan KTM Kereta Komuter hingga Batus Caves. Jika ditotal iya sih lebih murah, mungkin hanya akan menghabiskan paling banyak 5 RM/per orang, tapi tentu opsi ini akan memakan waktu lebih banyak.


Kurang lebih 40 menit perjalanan, akhirnya kami sampai dengan selamat dan tanpa kurang satu apapun, setelah dibantu driver mengeluarkan barang bawaan dan memanggulkan masing-masing tas kami yang YAILAH BERAT JUGA TERNYATA, kami siap mengHEMPAS mengexplore Batu Caves, buat manteman yang belum tau, Batu Caves ini adalah satu tempat ibadah umat Hindu Tamil yang paling populer di Malaysia serta selalu dijadikan tempat penyelenggaraan festival Thaipusam, salah satu perayaan penting bagi umat Hindu. Saat tiba Festival Thaipusam, Batu caves akan dipenuhi oleh umat hindu dan para pemuja akan datang untuk memberikan tarian-tarian persembahan kepada Dewa dengan diiringi musik. Di sini juga terdapat Patung Dewa Murugan setinggi 42 m yang berlapis emas berdiri kokoh, konon kabarnya Patung Dewa Murugan di Batu Caves ini merupakan Patung Dewa Murugan tertinggi di Dunia. D-A-E-B-A-K. Selain Patung Dewa Murugan yang menjadi magnet terbesar tempat ini,  tentulah kuil-kuil yang menjadi tempat berdoa merupakan daya tarik terbesar selanjutnya, tapi untuk dapat menuju kuil para pelancong harus menaiki 272 buah anak tangga terlebih dahulu (yang mana anak tangga untuk mendaki hati abang itu aja ga gini-gini amat banyaknya). Sejujurnya saya penasaran sekali karena meski ini adalah kali kedua kedatangan saya di Batu Caves namun yang sebelumnya juga tak sempat untuk menginjakkan kaki hingga ke Kuil, namun dikarenakan Dilla dan Puspa sudah pernah hingga menuju atas dan kami juga sedang memanggul ransel yang YAILAH BERAT JUGA TERNYATA, akhirnya keputusan untuk tak mendaki ke atas pun menjadi pilihan. Tapi, sedikit informasi yang saya dapat dari sana sini, gambaran yang ada di puncak anak tangga itu adalah terdapat tiga bagian besar mulut goa, yang mana pada bagian pertama terdapat beberapa chamber didalamnya seperti arca Sri Subramania Swarny yang merupakan chamber terbesar dari tempat ini yang sekarang lebih dikenal sebagai Kuil Gua dan juga terdapat kuil Sri Mahariamman. Untuk bagian kedua dari tempat ini, yang kemudian dipisahkan oleh 30 anak tangga lagi, terdapat kuil besar yang berada di titik tengah chamber dan beberapa kuil-kuil kecil lain yang menempel di dinding-dinding goa. Untuk bagian ketiga adalah dark cave yang terletak sedikit tersembunyi, dikatakan dark cave karena gua ini sangat gelap karena tidak mendapatkan pencahayaan matahari sama sekali. Menceritakannya saja saya sudah membayangkan pasti sangatlah menarik diatas sana, jadi buat kalian yang akan kesini JANGAN CONTOH AKOH DAN JANGAN MALAS UNTUK MENAPAKI TANGGA KEATAS, anggap saja hitung-hitung sebagai latihan panjat sosiyel/social climber ~~BOOM~~.

Antara senyum bahagia atau senyum meringis berat manggul Ransel

Btw, untuk masuk kesini itu gratis tis tis yaa kecuali kalo kalian mau makan atau membawa pulang souvenir khas sini ya itu beli pakai uang lah, uang asli bukan uang monopoli yaa.


Dan karena kami tak mendaki hingga ke puncak, kamipun menghabiskan waktu yang sangat berfaedah ini dengan lebih mendekatkan diri dengan makhluk hidup ciptaan Tuhan lainnya alias ngasih makan burung. Tapi asli seru banget, burungnya banyak banget dan selalu dateng ramai-ramai, pastikan kalian punya makanan yang bisa dibagikan untuk mereka supaya mereka mau didekati, karena burung saja pun menyadari, kalau tak ada manfaatnya makanannya mending pergi saja, buang-buang waktu cuy.




Selain itu kami juga menyempatkan diri untuk mencoba kuliner khas disini. Karena agama Hindu mayoritas dianut oleh warga keturunan India, jadilah restaurant-restaurant di Batu Caves menyajikan makanan-makanan khas India yang tak jauh-jauh dari kari dan teman-temannya. Saya yang tak terlalu suka rempah-rempah merasa kurang cocok dengan rasa masakannya tapi bolehlah lah untuk dicoba. Kapan lagi ya kan makan di restaurant India yang dipunyai orang India yang mana waitersnya juga orang asli India yang kadang mirip Sharukh khan kadang juga mirip Salman Khan.*DitujesRamerame*. Dan oh ya, harga untuk makanan per porsinya juga cukup murah dan masih sangat terjangkau mesti berada di kawasan tempat wisata.








Hampir 3 jam berada di Batu Caves, dan puas BERFOTO-FOTO meng-explore tempat ini kamipun memutuskan untuk segera mengejar waktu menuju KLIA. Karena waktu Boarding masih lama, kami pun memilih untuk menaiki KTM Kereta Komuter (2 RM) menuju Stasiun KL Sentral dan menyambung perjalanan dengan Rapid Bus (15 RM) menuju KLIA 2. Sebuah quick trip yang menyenangkan untuk menutup perjalanan di Malaysia kali ini. So yah.. semoga sedikit pengalaman yang saya bagikan ini bisa bermanfaat buat satu atau dua atau tiga atau banyak orang yang sedang galau mencari referensi destinasi wisata gratis di Malaysia. Semoga cerita saya bisa bermanfaat untuk kalian.

Because a selfie won’t never hurt

Last but not least sekian cerita janjalan kali ini. Sampai ketemu di janjalan berikutnya. Nabilah JKT48 chaooo ….

0 Comments