Yap.. Hai hai .. masih dengan postingan dari trip Aceh-Sabang kemarin, dan oops… maaf dengan rentang waktu posting yang cukup panjang. Semoga dapat dimaklumi dikarenakan beberapa kesibukan yang semoga menentu. *wink*. Dan postingan kali ini adalah berkisar tempat-tempat yang sempat saya kunjungi selama berada di Sabang, Aceh. Tidak semua tapi semoga dapat cukup membantu sebagai bahan referensi. Check it out yo !
Iboih
Spot paling favorit untuk snorkeling di Sabang adalah Pulau rubiah dan tempat yang paling dekat dengan rubiah ini adalah Iboih. Dikarenakan tak ada penginapan di Rubiah, banyak yang memilih menginap di Iboih dan tinggal menyewa kapal untuk menuju Rubiah. Tapi ada satu penginapan di Iboih, yaitu Iboih inn yang memiliki spot snorkeling yang bagus. Kita bisa langsung menceburkan diri dan menikmati bawah lautnya dari dermaga penginapan ini.
pardon this pose ^^ |
Pantai Sumur Tiga
Pantai yang paling favorit dijadikan sebagai tempat menanti sunrise ini terletak di kawasan Le Meule, Kecamatan Sukajaya, Sabang. Disebut sumur tiga karena konon katanya, terdapat 3 sumur air tawar berada di pantai ini, padahal jarak sumur ke laut hanya 15 meter. Pantai yang juga memiliki garis pantai paling panjang diantara pantai lainnya di Sabang tersebut menawarkan keindahan alam yang ciamik dengan lingkungan yang masih alami. Hamparan laut biru, gulungan ombak, susunan pohon kelapa berjejer rapi menyempurnakan leyeh-leyeh kita menikmati pantai ini. Rasanya nyaman banget. Bersyukur masih diberi kesempatan menikmati ciptaan Tuhan seindah ini. Lokasi terbaik menikmati pantai ini adalah dengan menginap di penginapan-penginapan yang berada disekitar pantai seperti casanemo cottages dan Freddies agar tak melewatkan matahari terbit dari sini.
akhirnya keinginan untuk memiliki foto dengan angle sejuta umat ini kesampaian juga. akohh happy ^^ |
Pantai Anoi Itam
Bernama Anoi Itam yang mempunyai arti Pasir Hitam. Pantai yang berjarak 13 Km dari kota Sabang ini adalah satu-satunya pantai bewarna hitam yang ada di Kota Sabang. Pantai yang terletak di desa Anoi Itam ini memang terkenal karna keunikan pasir hitam pekat yang terhampar di sepanjang pantai. Hitamnya pasir berpadu dengan biru kontrasnya air laut menghasilkan pemandangan indah menyejukkan mata. Kami hanya singgah tak begitu lama disini, hanya duduk-duduk menikmati angin laut, mengambil beberapa foto, dan oh ya.. saya sempat bermain pasir. Menulis nama patjar sambil berdoa semoga saya bisa kembali ke tempat ini lagi bersamanya. Ada Aminn ?
Tugu Nol Kilometer
Tentu kita sudah tak asing dengan lagu dari Sabang sampai Merauke. Dan tak afdol pula katanya jika sudah sampai di Sabang tapi tak mengunjungi tugu yang dikenal sebagai penanda titik nol Indonesia ini. Meski setelah dikonfirmasi lagi bahwa titik nol Indonesia yang sebenarnya berada di pulau terluar Indonesia barat yaitu Pulau Rondo. Tapi, pulau Rondo tak ada dalam list perjalanan kami kali ini. Begitupun tak apa, destinasi ini bisa disimpan untuk kunjungan berikutnya nanti. Dan dengan menempuh jalan yang cukup panjang dan lumayan berkelok-kelok akhirnya kami bisa menginjakkan kaki di sudut paling barat dari Indonesia tercinta ini. Sebenarnya tak banyak apapun yang bisa dilihat disini selain tugu, tulisan besar bertajuk Tugu Nol Kilometer dan kios-kios penjaja oleh-oleh. Tapi memang tak dapat dipungkiri ada rasa puas karena sudah dapat sampai ke tempat ini. Sayang, kami tak bisa berlama-lama hingga sore, konon katanya disini adalah salah satu tempat terbaik untuk melihat matahari terbenam. Mungkin jika kalian datang kesini, kalian bisa memilih waktu sore hari agar tak ketinggalan dengan sunset dari titik nol kilometer ini.
sah ke ujung paling barat Indonesia ^^ |
Sabang Hill
Ada apa di sabang Hill ? Ada beberapa colokan di semacam meja dari keramik di tengah-tengah tempat ini yang akhirnya membuat kami lebih focus dengan colokan dengan tenaga matahari ini daripada dengan suasana tempat ini. Sesuai namanya, Sabang Hill yang merupakan sebuah bukit memungkinkan kita untuk menikmati sabang dari ketinggian. Terdapat sebuah hotel atau penginapan juga yang dinamakan sama dengan tempat ini yaitu Sabang Hill.
Bau belerang langsung menyengat hidung begitu kami memasuki tempat ini. Kawah yang dihasilkan dari meletusnya gunung berapi di masa lampau ini meninggalkan batu-batuan besar bewarna putih pekat. Kami para wanita-wanita kemayu ini sudah tak punya daya lagi mengikuti para pria yang terus mendaki sampai ke ujung kawah. Mungkin mereka ingin mencari harta karun hilang yang tak kunjung ditemukan dan kami para wanita lebih memilih kegiatan yang lebih anggun yaitu berselfie ria.
abang.. Hayati mau main disana… mari kita berguling di kawah itu. HAHAHAHA |
Benteng Jepang
Tempat paling favorit di Sabang menurut saya setelah rubiah adalah benteng jepang. Awalnya tak punya ekspektasi tinggi dengan tempat ini. Sekedar berfikir kalau tempat ini hanyalah sekedar benteng pertahanan dari penjajah jaman dulu. Tapi saya semakin penasaran saat melihat pasangan yang melakukan sesi foto prewedding keluar dari tempat ini, pasti tempat ini ciamik hingga dijadikan lokasi foto. Dan ternyata dugaan saya benar, setelah sedikit bersabar dengan sedikit berjalan menanjak, kita akan dihadapkan dengan hamparan bukit hijau dan laut hijau biru yang cantik sekali. Tempat ini sangat fotogenic karana banyak spot cantiknya. Apalagi kami adalah satu-satunya pengunjung yang ada waktu itu. Sepi banget. Berasa bukit milik pribadi. Yang wajib dilakukan disini adalah berleyeh-leyeh tiduran di rerumputan sambil menikmati angin sepoi-sepoi sambil makan rujak kalau bisa. ^^
Saranghaeyooooooo !! |
Hayati merindukanmu abang…. Pulanglahhh !!!! |
HAHAHA .. Saya cuma bercanda untuk yang terakhir, eh tapi gapapa ding kalo bisa. Sepertinya seru ^^
Sebenarnya yang menarik dari spot-spot wisata di Sabang ini selain dari tempatnya yang memang ciamik2 ini adalah tidak ada dikenakannya biaya tiket masuk dan sebagainya. Semuanya gratis. Cocok sekali untuk para backpacker seperti saya. Hehehe *ketawaenak*. Tidak ada biaya masuk atau retribusi mungkin yang pada akhirnya menyebabkan di beberapa titik terlihat tidak terawat, seperti di titik nol kilometer. Sangat disayangkan karena hal tersebut harus terjadi. Semoga tempat-tempat wisata kita bisa lebih dapat dijaga dan dipelihara sehingga potensinya tidak hilang dan bisa lebih banyak menarik wisatawan untuk datang lalu berfoya-foya menghabiskan uang serta membatu sektor perekonomian kita pada akhirnya.
Sekian. Ceramah singkat hari ini. Wassalam.
Hehehehe *laluNyengir*
0 Comments