Grup Hore, Saya dan Sabang

 “nanti kita bakal gimana disana, deb ?”

Pertanyaan Rahma sedikit menyentil di tengah-tengah perjalanan panjang kami di Bus Sempati Star menuju Aceh. Saya langsung teringat bahwa kami memang tak punya rencana, rancangan, ancang-ancang atau apapun lah kalian menamainya. Tanpa reservasi penginapan, itinery, kami benar-benar buta soal Aceh – Sabang. Meski saat itu bukanlah high season karna libur panjang, mendapatkan penginapan tanpa reservasi sebelumnya tentu bukanlah perkara mudah. Perjalanan ini memang tanpa rencana matang dan akan berjalan begitu saja, hanya akan mengikuti kemana langkah kaki akan melangkah, kira-kira begitu lah yang ada di fikiran saya. Walau sebenarnya ada terbesit rasa khawatir dengan keadaan nanti, saya mencoba untuk tetap positif, setidaknya itu yang saya coba tunjukkan ke Rahma.

Setiba di terminal bus Aceh, kami langsung bergegas bertemu dengan Edika, teman SMA yang berjanji mengantarkan dua gadis terlantar ini ke Pelabuhan, untuk meneruskan perjalanan ke Sabang. Disinilah cerita baik itu dimulai, bermula dari bertemu kembali dengan grup kecil terdiri dari 6 orang yang berada satu bus bersama kami sebelumnya, salah seorang dari mereka yang sebelumnya di bus sudah terlibat percakapan kecil dikarenakan adanya sedikit kesalahpahaman karena penomoran ganda antara tiket saya dan mereka menyapa saya dan Rahma dengan ramah, kami saling menyapa dan saya tak bisa menutupi wajah senang saya saat mengetahui jika ternyata kami memiliki destinasi yang sama. Mereka menanyakan rencana perjalanan kami dan dengan wajah polos nan tak berdosa kami membeberkan itinery kami yang super duper lengkap dan tertata alias tidak punya rencana apa-apa. Saya tak ingat pasti, mungkin kak Winda yang kemudian menawarkan kami untuk bergabung dengan mereka. Mungkin harapan mereka penambahan personil bisa mengurangi budget karena pembaginya lebih banyak. Tapi bagi kami lebih dari sekedar itu, tawaran mereka seakan air segar di tengah rasa haus terdampar di gurun pasir nan gersang, mohon maafkan kehiperbolaan ini. Mungkin ini berlebihan, tapi saya hanya merasa terselamatkan. Setidaknya kalaupun kami mengalami masalah nanti, kami tidak akan melewatinya berdua.

Kami belum sempat berbicara banyak saat berada di pelabuhan, setelah membeli tiket, kami berpencar mencari sarapan dan bertemu kembali saat akan menaiki kapal. Dikapal pun kami belum bercerita banyak karena sudah disibukkan dengan huru hara mencari tempat duduk. Kondisi kapal yang penuh penumpang dengan tempat duduk yang tidak sesuai dengan tiket yang ada lumayan menyesakkan jiwa dan membuat saya dan beberapa orang lainnya harus rela duduk dilantai.

Akhirnya tiba di Sabang. YAY !! ^^

Disini kami mulai menyelesaikan perkenalan yang sempat tertunda tadi. Yang selanjutnya saya panggil kak macil, kak winda, bang dala, bang martha, bang berry dan bang dimas. Mereka semua orang-orang yang sangat menyenangkan dengan karakter yang tentu saja berbeda-beda. Setelah banyak berbincang-bincang, saya akhirnya tau jika mereka adalah turis lokal dari Jakarta dan sedang dalam rangka liburan sumut-aceh. Sebelum ke Sabang, mereka sudah lebih dulu meng-explore Danau Toba dan sekitarnya.

Dalam waktu yang sangat singkat kami membaur dengan mudahnya atau tepatnya mereka sama sekali tak membentang jarak dengan saya dan rahma, seakan ini bukan kali pertama kami melakukan perjalanan bersama. 3 hari bersama mereka serasa sangat singkat. Tertawa tak ada habisnya, snorkeling sampai lelah, belanja tak ada hentinya, selfie, welfie, berfoto, berfoto dan berfoto hingga semua baterai gadget habis. Dan saya merasa berkat mereka perjalanan ini menjadi istimewa.

Sekarang saya ingin memperkenalkan mereka satu per satu, Kakak dan abang baik hati yang kini menjadi teman-teman baru yang saya rindukan pertemuan berikutnya.

Berry

Bang Berry, cowo ramah asal Bangka Belitung ini sudah membuat saya pengen ketawa sejak awal perkenalan, apalagi jika bukan karna namanya yang unik. Begitu dia menyebutkan namanya, sekawanan domba langsung melintas dikepala saya, hehehe lupakan, yang saya sebutkan itu biri-biri … !!! Sama teman-teman yang lain dipanggil pak dokter, dan sampai detik berpisahnya kami, saya masih tak tau alasan dibalik panggilan itu. Meskipun menjadi yang paling pendiam diantara cowo-cowo yang lain, Bang berry teman yang menyenangkan. Dan senang berkenalan dengannya.

salam dua jarinya kakakkkk !!!

Dimaz

Dimaz pake “z”, bukan “s”. Si abang yang juga berasal dari Bangka Belitung ini bisa dikatakan juga yang paling kalem diantara semua. Paling pendiem tapi bisa bikin ketawa ngakak sekalinya ngomong. Hobinya nyanyi terbukti dari sudah tak terhitungnya lagu yang ia nyanyikan di sepanjang perjalanan. Hebatnya lagi, tak hanya lagu-lagu popular, lagu-lagu Malaysia yang baru pertama kali saya dengar pun bisa dinyanyikannya dengan baik. He’s gokil in that way. Dan oh ya, saya selalu tak bisa menahan tawa saat dia memanggil saya dan rahma dengan sebutan  “adek”. Pelafalan dan logatnya yang tak biasa membuat suara yang dihasilkan menjadi terdengar lucu dan tak terlupa.

5 + 5 = 10, Is that true ?

Dandala

Ketiga, bang Dala. Photograhernya kita. Kalau udah nemuin spot bagus untuk foto, pasti langsung serentak semua pada manggilin dia. “Dala, gue sekali dong …”, kata bg Martha, “gue,mau dong dal” suara kk macil “Dal… gue yaaa” terdengar suara kk winda dari kejauhan. “mauuuuuuuu dong banggg” teriak saya dan rahma tak mau kalah. Untungnya bang dala sabar banget ngadepin permintaan foto yang seakan tak ada habisnya, yang penting ada yang gantian motoinn dia juga, segala macam permintaan fotopun akan dikabulkan dengan senang hati, iya kan ya bang, dal ? *wink*

MENYEDIAKAN PELUK GRATIS !!

Martha

Cowo terakhir di grup Hore ini adalah bang Martha, orangnya rame, selalu ketawa, penggila sefie. Opps kalau selfie mah semua juga suka kok, hehehe. Selain bikin rame, He’s really nice guy. Dewasa, bijak dan humble. Ngobrol sama dia itu nyenengin banget dan kebetulan banyak hal yang bisa kita bicarakan karena ternyata kami berasal dari satu bidang pekerjaan, otomotif. Di usia mudanya, dia sudah menduduki posisi cukup penting di perusahaanya. Jalan-jalannya juga udah jauh banget sampai ke Paris dan sudah menamatkan Asean. Aakkk saya iriii mamake dan ini memacu saya untuk lebih semangat lagi untuk kerja dan nabung demi banyak jalan-jalan di masa depan seperti bg martha.

Hey you !! Keep your eye !!

Winda

Bisa dikatakan yang menjadi “ibu” di perjalanan ini. Menjadi bendahara, melakukan reservasi dan booking ini itu, memegang segala susunan itinery, she’s very good in that way, kalau udah malam, kak winda akan mengeluarkan tagihan, kalkulator dan mulai berjibaku menghitung jatah yang harus dibayarkan setiap orang. Kak winda juga orangnya baiiikkk banget, dewasa, dan ngemongg banget sama krucil-krucil saya dan rahma. Banyak banget ngasih wejangan-wejangan ke saya dan rahma perihal menjalin hubungan yang baik.

Wanna join me ?

Amanda

Namanya Amanda, tapi lebih sering dipanggil Macil, diambil dari manda dan kecil proporsi tubuhnya, meski badan kecil tapi tidak untuk hal lainnya. Soal kekuatan suara dan semangatnya sepanjang hari, kak macil juaranya. Orangnya ceria banget dan saking ceriannya, dia bisa ngebuat orang disekitarnya ikutan happy. Ngerasanya tuh deket dia energy positif banget, ketawa gak ada habisnya dan selalu ada aja bahan yang bisa dipake buat bahan guyonan. Di saat semua orang udah ga punya semangat lagi karna kelelahan, dia masih punya sejuta cara buat ketawa. And I really adore her, ngedenger guyonan dan ngeliat gimana seorang kak macil ketawa ngebuat saya belajar gimana untuk lebih menghargai dan menikmati hidup. Dia mengajari saya bagaimana menikmati hidup dengan lebih baik.


She has a good laugh, right?

Akkkkk, nulis ini jadi bikin kangen mereka semua. Benar-benar berharap bisa jalan bareng mereka lagi one day. Semoga mereka selalu sehat dan bahagia dimanapun mereka berada. Demikianlah sedikit cerita-cerita soal grup hore ini. Saya dan rahma bersyukur bisa mengenal mereka saat itu, They are very nice and kind people. Semoga nanti, kami diberi langkah menikmati tanah asing bersama lagi. Ada aminnn???


Sepertinya mereka sedang mendiskusikan harga tanah pasaran saat ini.
Awal perkenalan, jumpa pertama dududud~~~

Pstttt…. Abang Kakak semua, kita tunggu ndolannannya ke Medan lagi !!! *peyukkinatuatu*


Sekian ceritanya, sampai ketemu di cerita perjalanan selanjutnya.


*caoooooooo


0 Comments