Mengarungi Dunia Seni di Van Gogh Singapore Exhibition: The Immersive Experience, Pengalaman Tak Terlupakan dalam Karya Sang Maestro


Self Portrait

September tahun 2023 ini mungkin menjadi salah satu September paling menyenangkan dalam perjalanan karirku. Bagaimana tidak, dalam tahun yang penuh dengan kerja keras dan janji temu dengan klien yang sudah tak terhitung jumlahnya di 2022 lalu,  aku mencapai target dan bonus dari kantor dalam bentuk reward trip perjalanan kapal pesiar selama 4 hari 3 malam dengan rute keberangkatan sailing dari Singapura - Penang - Singapura. Perjalanan yang tak pernah disangka-sangka akan didapatkan oleh anak yang dulunya jangankan ke luar negeri, perjalanan dalam negeri pun tak berani ia impikan. 

Tapi kali ini aku belum akan menceritakan pengalaman berlayar di kapal pesiar itu, karena sepertinya aku tidak mau terburu-buru untuk menjahit kenangan pengalaman tersebut dan menuangkannya dalam sebuah tulisan.

Dan untuk tulisan kali ini aku akan menceritakan tentang salah satu tempat/activity yang aga aku "paksakan" untuk bisa kunjungi di sela-sela menanti sailing day. Aku sebut "paksakan" karena aku memutuskan extend 1 hari lebih cepat di Singapore (dengan biaya sendiri) agar bisa explore dengan lebih maksimal yang mana kita tau bahwa Singapura itu MUAHALNYA TIDAK MASUK AKAL baik untuk hotel, transport online atau untuk biaya aktivitasnya termasuk untuk aktivitas yang aku mau datangi ini. Di satu sisi budgetnya juga tidak sedikit namun disisi lain aku berfikir kapan lagi ada kesempatan seperti ini, aku tidak perlu pusing dengan tiket pesawat cuma perlu memikirkan biaya extend sehari untuk hotel, transport, makan dan biaya activity yang mau aku coba, dan Eksibisi yang mau aku datangi ini adalah salah satu eksibisi besar yang dihelat tahun ini dan hampir semua reviewnya positif, serta karya-karya yang dipamerkan adalah karya seniman besar yang sudah cukup aku ketahui karya-karyanya yaitu Van Gogh. Eksibisi yang hanya dihelat sejak Maret hingga Oktober 2023 dengan cost $45 ini tentulah akan menjadi one life time experience dan serasa seperti Semesta Mendukung karena kedatanganku ke Singapura masih dalam masa pamerannya.

Okay, booking hotel done, booking Singapore rewards activity done (ini gratis, akan aku tulis juga gimana cara untuk mendapatkannya), booking Van Gogh Singapore Exibition juga done, (walau sambil meringis membayarnya). All set, tinggal berharap Van Gogh Exibition ini worth it to the price and hype.

And then, was it worth it to the price and hype ? Lets's continue the story.

Sesampainya di Sentosa Resort Island, aku tak begitu sulit menemukan tempat dimana eksibisi ini dihelat, Cukup banyak petunjuk arah dan jika tiba di lobby utama, kita cukup berjalan melalui pintu masuk dan Welcome signing Eksibisinya pun akan langsung terlihat jelas. Kita hanya perlu menunjukkan barcode tiket yang masuk ke email saat pembelian sebelumnya. 

Saat memasuki eksibisi, kita akan langsung disambut dengan beberapa lukisan self portrait Van Gogh dengan berbagai style yang kemudian menuntun kita pada sebuah ruangan. Karya yang paling mencuri perhatianku tentu saja lukisan self portrait unik yang mampu berkedip dibagian matanya dan sebuah self portrait dari sebuah batu yang dipahat meniru wajah sang seniman. 


Memasuki ruangan pertama , kita akan langsung disambut dengan lukisan-lukisan Van Gogh yang terkenal seperti Wheatfield With Crows, Irises, Tree Roots dan Sun Flowers. Rasanya bagaimana ? Its feel magical. Melihat dalam dekat dan membaca tiap makna dari lukisan-lukisan ini seperti membuatku bisa merasakan apa yang dipikirkan dan dirasakan Van Gogh saat menorehkan setiap goresan kuas pada canvasnya.

Di ruangan ini juga terdapat film pendek yang menceritakan kisah hidup sang pelukis, dari sini kita akan dibawa untuk lebih mengenal sosok eksentrik nan misterius ini, Vincent van Gogh, sang seniman legendaris hidup di abad ke-19. Lahir pada 30 Maret 1853 di Zundert, Belanda, Van Gogh tumbuh dalam keluarga yang penuh dengan cinta pada seni. Meskipun hidupnya penuh dengan penderitaan dan kesendirian, namun ia tetap bersemangat mengejar cita-citanya sebagai seniman. Hingga kini Van Gogh dikenal sebagai pelukis post impressionism atau sebutan lain yaitu ekspresionisme.

Van Gogh menghabiskan sebagian besar hidupnya berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, mengejar keindahan dalam keberagaman alam dan manusia. Setelah menjalani beberapa tahun di Paris, ia pindah ke Arles, sebuah kota kecil di Prancis. Di sinilah ia menemukan inspirasi yang menghasilkan beberapa karya terbesarnya, termasuk lukisan bunga matahari (Sunflowers) yang ikonik. Namun, di tengah keindahan seninya, kegelapan juga menghantuinya. Disebutkan bahwa sang seniman memiliki  kehidupan pribadi yang penuh dengan tantangan. Ia sering kali mengalami periode depresi yang dalam, yang mengakibatkan dirinya terpukul oleh rasa kesepian dan keputusasaan. Entah kenapa ini membuatku jadi merenungkan betapa sulitnya bagi seorang seniman untuk mengekspresikan keindahan melalui lukisan ketika ia sendiri tenggelam dalam kegelapan emosional.



Ruangan-ruangan berikutnya adalah instalasi-instalasi yang dibuat agar pengunjung dapat lebih merasakan pengalaman nyata dari karya-karya sang seniman. Instalasi bunga matahari yang mengikuti langkah kaki kemanapun berjalan sangat menyenangkan untuk bermain-main.

Namun instalasi paling magis tentu saja jatuh pada instalasi utama dengan lukisan-lukisan dimainkan dalam formasi full building screen.  Salah satu lukisan yang ditampilkan tentu saja adalah karya masterpiece dan paling populer dari sang seniman yaitu Starry Night, sebuah lukisan yang dibuat selama 12 bulan saat ia tinggal di rumah sakit jiwa Saint-Paul-de-Mausole-Prancis. Pada tahun  1888 Van Gogh mengundang seniman lain, Paul Gauguin, untuk tinggal bersamanya di Arles. Namun, persahabatan mereka berakhir tragis setelah pertengkaran hebat yang berakhir dengan Van Gogh memotong bagian telinganya. Inilah peristiwa yang membawa Van Gogh diharuskan untuk dirawat di rumah sakit jiwa. Dirumah sakit jiwa, Van Gogh mengamati langit malam dari jendela kamarnya yang berjeruji dan menulis surat pada Theo (saudaranya) yang menggambarkan pemandangan indah bintang pada suatu malam di musim panas tahun 1889. Dari sinilah inspirasi Starry Night berasal.

Pengalaman yanag tak akan pernah terlupakan dan sangat magis adalah ketika aku berdiri di hamparan instalasi lukisan ini. Melihat ke dalam warna-warni berkilau yang memadukan langit malam penuh bintang (Starry Night), aku merasa seakan terhisap ke dalam alam mimpi yang diciptakan oleh pikiran Van Gogh. Aku merasakan kegembiraan dan kegelisahan yang terpancar dari setiap sapuan kuasnya. Rasa cintanya pada alam, bintang, dan malam begitu dalam, dan hal itu tercermin jelas dalam karyanya.

Starry Night
Perjalanan melalui ruang pameran ini tidak hanya memberiku kesempatan untuk mengagumi keindahan karya seni, tetapi juga untuk merenungkan makna yang lebih dalam di balik setiap sapuan kuas. Van Gogh bukan hanya seorang seniman; ia adalah penjelajah jiwa yang mencoba menemukan arti sejati dalam kehidupan melalui seni. Setiap lukisannya menceritakan kisah tentang keindahan dan kepedihan manusia, tentang cinta dan kesepian, tentang kebahagiaan dan kegelisahan.

Selesai berkeliling melalui pameran, aku merasa seakan telah mengalami perjalanan personal yang sulit dijelaskan. Aku tidak hanya melihat lukisan-lukisan, tetapi juga merasakan emosi dan pikiran Van Gogh yang tercermin dalam karyanya. Pengalaman ini membuka mataku terhadap kompleksitas manusia dan kekuatan seni dalam menghadapi kehidupan yang penuh dengan tantangan dan ketidakpastian juga mengajarkan bahwa dalam setiap kegelapan ada cahaya, dan dalam setiap kepedihan ada keindahan yang tersembunyi.



Setelah keluar dari Van Gogh Singapore Exhibition: The Immersive Experience, aku merasa seperti telah meninggalkan sebagian dari diriku di dalam sana. Pengalaman ini tidak hanya meninggalkan jejak dalam pikiranku, tetapi juga dalam hatiku. Aku membawa pulang inspirasi baru, semangat untuk terus mengejar keindahan dalam hidupku, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Van Gogh dalam karyanya.

Sebagai seorang seniman, Van Gogh telah mengajarkan padaku bahwa seni bukan hanya tentang membuat lukisan yang indah, tetapi juga tentang mengungkapkan jiwa dan menginspirasi orang lain. Melalui pameran ini, aku merasakan keberadaan Van Gogh yang masih hidup dalam setiap lukisannya, mengajakku untuk menggali lebih dalam ke dalam diriku sendiri dan menemukan arti sejati dalam seni.

Jadi jika ditanya apakah Eksibisi ini worth it to the hype and and the price..?

I will say it firmly that its wortthhh it to every penny and every hype. Meski bukan anak seni, menggambar pun tak bisa, tapi aku sangat sangat menikmati pameran ini. Ternyata dari sebuah karya, aku bisa belajar banyak hal. 

Semoga diringankan langkah, dilancarkan jalan agar semakin banyak bisa menjejak pada eksibisi-eksibisi menarik lainnya. Ada Amin ?


-o-





2 Comments

  1. Wow.....bagus bangetttt. Pantesan kak debby bela-belain extend demi melihat exhibition maha karya ini ya. Pulang-pulang, jiwa penuh inspirasi ya kak.

    BalasHapus
  2. Keren, Kak 😍 Aku juga takjub pas lihat foto di lukisan starry Night. Seperti ikut merasakan keindahan dan kekaguman kakak saat berada di sana.

    BalasHapus