Gundaling Farm, Shop Till Drop di Pasar Buah Berastagi dan Semangkuk Indomie Hangat dari Penatapan

Setelah menyudahi seru-seruan di Taman Simalem Resort, kami pun kembali melanjutkan perjalanan. Sempat terjadi kebingungan mendadak mengenai destinasi selanjutnya yang mau kami datangi dikarenakan waktu yang sudah menunjukkan pukul 15.30. Rencana awal yaitu Air terjun Sipiso-piso tampaknya harus dibatalkan karena dengan estimasi kira-kira satu jam setengah perjalanan kesana maka dapat dipastikan bukan air terjun Sipiso-piso yang dapat kami lihat melainkan Sigelap-gelap. Engg..okay..maafkan untuk kejayusan tak terkontrol ini. So…akhirnya mengingat petuah Bunda yang mengatakan bahwa harus hati-hati dan jangan lupa bawa oleh-oleh karena kalau ga bawa mending jangan pulang, saya pun menyarankan Pasar Buah Berastagi sebagai pemberhentian selanjutnya yang disambut baik oleh Dian dan disambut girang oleh Ade. Iya karena Dian merindukan salak berastagi dan Ade yang selalu girang dimanapun tempat penuh dengan makanan.


PASAR BUAH BERASTAGI


Sesuai namanya Pasar Buah Berastagi yang berlokasi tepat di jantung kota Berastagi, Kabupaten Karo, dapat di bayangkan bahwa ini adalah sebuah pasar yang didominasi menjual buah-buahan dan sayur-sayuran segar hasil panen masyarakat Berastagi dimana menjadi petani merupakan mata pencarian utama di kota disini. Kontur daerah Berastagi yang berada di Tanah Tinggi dan terletak di bawah kaki gunung yang otomatis bercuaca sejuk ini memungkinkan untuk berbagai macam buah dan sayur dengan mudah tumbuh dengan baik. Tak hanya di jual di Berastagi, kebutuhan buah dan sayur untuk kota Medan juga dipasok dari sini. DAEBAK !! Siapkan duit lumayan untuk persiapan kalap dengan buah-buah manis dan segar, entah kenapa mungkin sekedar sugesti atau memang begitu adanya, menurut saya buah-buahan disini memang terasa lebih enak dan segar, seperti jeruk, salak, mangga, apel, markisa, buah naga terasa lebih nikmat jika beli disini. Jangan lupa juga untuk membeli buah yang langka dan jarang ditemui di tempat lain seperti buah kesemek dan pepino. Selain itu disini juga menjual bermacam pernak pernik yang bisa dijadikan sebagai oleh-oleh mulai dari gantungan kunci, miniatur, pakaian, sepatu dan lainnya .Untuk harga sendiri sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan harga di pasar-pasar tradisional di Medan. Juga harus pandai-pandai menawar untuk mendapatkan harga sedikit miring. Nanda yang notabene orang Batak mengeluarkan bujuk rayunya dalam bahasa karo dan berhasil mendapatkan potongan harga di beberapa tempat. SARANGHAEYO Nandaa…Akhirnya setelah cukup lama berputar-putar di tumpukan buah-buahan itu kami pun beranjak dengan menenteng cukup banyak hasil perburuan seperti jeruk, salak dan ubi biru (SUMPAH INI UBI ENDEUSS BGT. YOU GUYS HAVE TO  TRY IT).







GUNDALING FARM


Setelah dari Pasar buah dan perpisahan singkat dengan tim Sanita – mereka akan menuju hotel yang sudah mereka pesan karena mereka akan menginap dan melanjutkan perjalanan hingga keesokan harinya, kami memutuskan untuk mencoba peruntungan (karena hari sudah terlalu sore) ke peternakan susu sapi murni (pasteurisasi) atau yang lebih sering disebut Gundaling Farm. Pertenakan susu yang memiliki luas kurang lebih 16 hectare dengan jumlah sapi lebih dari 400 ekor sapi ini menjadi sangat hits beberapa tahun belakangan sebagai pilihan destinasi. Sesuai namanya Gundaling Farm, lokasi peternakan ini berada di daerah Gundaling yang tidak begitu jauh dari Pasar buah Berastagi. Hanya membutuhkan kira-kira 15-20 menit perjalanan dengan mobil. Harga yang murah dan susu sapi segar menjadi daya tarik yang besar bagi para turis yang melancong ke Berastagi. Dulu, saat pertama kali kesini yang ada di dalam imajinasi (terlalu) aktif saya adalah sebuah pertenakan sapi dimana para pengunjung bisa memerah sapi dan meminum langsung susu murni fresh from the cows. Tapi ternyata tidak ada aktivitas memerah sapi, yang ada hanyalah para pengunjung tinggal langsung membeli dan menikmati susu segar di tempat yang sudah disediakan. Menurut saya sedikit disayangkan, karena pasti lebih menarik jika “memerah” dapat dijadikan sebagai aktivitas yang dapat dinikmati di Gundaling Farm. Susu segar disini memiliki banyak varian rasa seperti strawberry (THIS IS MY FAVOURITE ONE), coklat (INI ENAK JUGA SIK) , mocca (YANG INI GA NYOBA TAPI KATANYA ENDEUSS JUGA) dan susu murni tanpa tambahan rasa. Selain susu, Gundaling Farm juga menjual Yoghurt dengan berbagai rasa seperti mangga, blueberry, vanilla dan strawberry. Untuk minum ditempat sambil ditemani view pertenakan dan mencium aroma bau sapi yang khas, kita bisa membeli susu atau yoghurt dengan ukuran cup dengan harga IDR 5K/cup untuk susu dan IDR 8K untuk yoghurt. Sedangkan untuk dibawa pulang, tersedia dengan harga IDR 25K/liter untuk susu dan IDR 30K/Liter untuk Yoghurt. Untuk kalian yang belum dan akan kesini, saya sarankan membeli susu atau yoghurt untuk dibawa pulang. Susu bisa tahan hingga 4 hari dan yoghurt  bisa tahan hingga sebulan jika berada di mesin pendingin a.k.a kulkas. Minum susu segar rasa strawberry dingin-dingin sambil nonton serial Uttaran is the best way to enjoy the laifff. ♥♥♥♥♥










SEMANGKUK INDOMIE DARI PENATAPAN


Sejak terakhir makan siang di Kodon Cafe Taman Simalem, belum ada lagi makanan berat yang kami makan, akhirnya untuk menutup hari sebelum kembali ke Medan tercinta. Kami memutuskan untuk singgah ke Penatapan. Sampai sekarang saya tidak tau asal kata penatapan itu dari mana menurut teman saya itu diambil dari nama daerah disini. Disini berjejer kedai-kedai yang berjualan dan menjadikan jagung bakar dan indomie kuah sebagai maskot utamanya. Cukup dengan IDR 20K semangkuk Indomie dan Teh Manis panas siap tersaji. Menikmati Indomie hangat di tengah dinginnya cuaca adalah perpaduan paling eksotis yang pernah tercipta. (HALAH). Bagi saya secara personal Penatapan lebih dari sekedar kedai-kedai berjejer menjual jagung bakar. Disini adalah perjalanan pertama dan terjauh tanpa izin dari orang tua saat di bangku sekolah dulu. Saat 17an pulang sekolah lebih awal, masih dengan seragam sekolah dan uang pas pas an melaju kesini hampir dengan seluruh teman sekelas. Sebuah nostalgia kecil yang cukup berkesan. Tidak hanya bagi saya, saya yakin penatapan pernah menjadi bagian dari perjalanan masa muda anak-anak kota Medan.


PS :Sayang sekali dari perjalanan kemarin tak satupun foto disini yang bagus untuk diposting. Suasana malam hari dan penerangan yang lemah membuat kualitas foto tidak begitu bagus. Mungkin ini adalah pertanda bagi saya untuk memiliki gear foto yang  baru. Mungkin ada yang berminat menghibahkan ? #KODE


Begitulah perjalanan sehari penuh mengitari Taman Simalem hingga Berastagi. Ternyata tak perlu jauh-jauh keluar provinsi atau keluar negeri untuk me-refresh diri dan bersenang-senang. Banyak tempat di kota kita yang masih teramat bisa untuk di-explore.  Jadi weekend selanjutnya, kemana kita ??

0 Comments