1 Hari 1 Malam di Samosir Danau Toba, Bisa Ngapai aja ?


Happy New Year 2021, Fellas !!! Tidak kerasa akhirnya bisa terlewati juga tahun 2020 walau dengan agak terseok-seok dan tidak mudah dikarenakan pandemi yang datang tiba-tiba dan tak kunjung usai. Tanpa persiapan, kita benar-benar dibuat kelimpungan. Meski belum ada juga kepastian mengenai kapan ini akan berakhir, setidaknya kita mulai bisa bernafas lega akan kabar baik mengenai vaksin yang sudah dipersiapkan oleh negara dan sedang didistribusi ke seluruh masyarakat secara merata. Bismillah saja untuk kabar baik ini agar pandemi segera berakhir, dan kita mulai bisa berkativitas secara normal termasuk tidak ada hambatan untuk beplesiran. *AMIN PALING KENCANG*


Berpegian atau Traveling sesungguhnya bukanlah hal yang bijak untuk dilakukan di masa seperti ini, namun dikarenakan kewarasan pikiran akibat penat dan lelah dengan rutinitas juga sangat penting untuk dijaga. Saya dan 2 orang teman dekat memutuskan untuk sedikit bersantai dan melarikan diri sejenak dari rutinitas. Namun kami sepakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan dan berhati-hati. Itulah mengapa, kami memilih weekdays untuk melakukan perjalanan demi menghindari bertemu dengan banyak pelancong lain dan perjalanan ini juga sekaligus menjadi penanda perjalanan pertama saya di Tahun 2021. Untuk entah kesekian kalinya, saya kembali ke Tanah Toba.


HOW TO GET THERE


Selain ada banyak jalan menuju Roma, ada banyak cara juga menuju Toba. Dan rasa-rasanya cara saya kali ini mungkin akan menjadi cara paling favorit bagi saya untuk menuju Danau Toba kedepannya. Medan-Prapat membutuhkan waktu kurang lebih 4 Jam jika ditempuh dengan kendaraan pribadi, Alih-alih menggunakan kendaraan pribadi, kami ingin mencoba pengalaman baru dengan memilih untuk menaiki travel car. Travel yang kami pilih kali ini bernama TIOMAZ TRAVEL, surprisingly, dengan Bus HICE yang menjadi armadanya, saya sangat menikmati perjalanan Medan-Prapat yang biasanya terasa membosankan. Kursi Empuk ternyata sangat berpengaruh dengan kenyamanan perjalanan. Dengan biaya 100K/org, saya merasa masih cukup affordable untuk kenyamanan yang ditawarkan. Dengan travel ini, kita juga bisa melakukan request untuk diantar dan dijemput di tempat yang kita inginkan. Tapi saran saya, jika mau menaiki travel ini sebaiknya melakukan reservasi terlebih dahulu melalui nomer operator untuk memastikan ketersediaan seatnya. Kami berangkat pada pukul 10.00 dan sampai di Prapat sekitar pukul 14.20 WIB.

Oleh driver Tiomaz Travel, kami diturunkan di Pelabuhan Tiga Raja untuk kemudian menaiki kapal menyebrangi Danau Toba menuju penginapan yang telah direservasi. Oh ya sebagai reminder, Ada 2 pelabuhan yang bisa kalian pilih untuk menuju Pulau Samosir atau tuktuk, yaitu Pelabuhan Tiga Raja dan Pelabuhan Ajibata. Kapal di Ajibata bisa mengangkut mobil dan motor sedangkan kapal yang dari Tiga Raja hanya bisa mengangkut orang. Jika tidak membawa kendaraan pribadi, menaiki kapal dari Tiga Raja adalah opsi terbaik karena kita bisa lansung minta diantarkan ke penginapan di sekitar Tuktuk. Jika menaiki kapal dari Ajibata dan tidak membawa kendaraan pribadi, maka harus menaiki transportasi umum seperti bacak untuk menuju penginapan. Naik Kapal dari pelabuhan Tiga Raja menuju Tuktuk dikenakan biaya 15K/org. Dengan menempuh perjalanan sekitar 30 menit, kami sampai langsung di dermaga penginapan.

WHERE TO STAY

Lagi dan lagi, tidak pernah bosan tentunya, kami menginap di penginapan favorite saya di Tuk tuk, apalagi kalau bukan Tabo Cottages. Saya tidak akan membahas lagi mengenai penginapan ini karena sudah pernah saya review sebelumnya secara cukup lengkap di [Review] Tabo Cottages, Nyantai di Tanah Toba . Tapi mungkin yang membedakan, kali ini kami memilih Batak Villa untuk tipe kamarnya dengan rate 900K/malam untuk 3 pax sudah termasuk sarapan. Batak Villa terdiri dari dua lantai dengan nuansa rumah kayu/panggung sebagai interior utamanya. Terdapat balkon dengan view Danau Toba lengkap dengan hammock serta bathup di kamar mandinya.





Tujuan perjalanan kali ini memang ini bersantai dan melepaskan sedikit penat, jadi kami hanya banyak menghabiskan waktu di hotel sambil menikmati fasilitas hotel yang telah disediakan seperti kolam renang dan gazebo-gazebo untuk bersantai. Saya juga sempat mencoba Jetski yang wara wiri disekitaran penginapan. Ada beberapa pilihan permainan yang bisa dicoba juga seperti Banana Boat. Biasanya, akan ada operator operator permainan tersebut yang wara wiri diekitaran penginapan. Untuk biayanya dimulai dari 50K tergantung dari durasi dan proses tawar menawar dengan operatornya.



WHERE TO GO

Meski banyak menghabiskan waktu di penginapan, setelah check out, kami menyempatkan juga mengunjungi beberapa tempat sembari menunggu waktu menyebrang kembali ke Prapat. Kami menyewa becak wisata untuk membawa kami berkeliling dengan tarif 130k.

Beberapa tempat yang kami kunjungi adalah :

Huta Siallagan – yang dulunya merupakan sebuah Kampung persidangan atau menjadi tempat eksekusi dan persidangan pada zamannya. Ditandai dengan terdapat batu kursi yang kabarnya menjadi tempat yang digunakan untuk menentukan hukuman bagi pelaku. Biaya masuk ke tempat ini adalah 5k/org


Taman Wisata Legenda Danau Toba – merupakan sebuah taman yang dijadikan sebagai tugu untuk memperingati legenda terkenal mengenai asal muasal Danau Toba

Bukit Beta – melihat seluruh pemandangan Danau Toba dari ketinggian. kata bapak Becak, dulunya di bukit ini dijadikan sebagai titik untuk paralayang. Namun semenjak ada kebijakan baru dari pemerintah daerah setempat, paralayang masih ditutup untuk saat ini

Patung Sigale-gale – melihat boneka yang bisa menari, sebuah boneka yang memiliki cerita mistis, merupakan salah satu pertunjukan yang paling diminati pengunjung.

Tomok – Beberapa hal fav yang bisa dilakukan disini yaitu, berbelanja, berbelanja , dan berbelanja. Happy shopping.. πŸ™‚


Dari perjalanan ke Toba sebelumnya, saya melihat beberapa perubahan. Seperti tempat2 wisata yang sedang dalam proses renovasi, dan yang paling mencolok adalah banyak pembangunan penginapan-penginapan baru berkelas resort. Menurut bapak becak, setahun belakangan ini banyak investor swasta yang masuk dan membangun Hotel. Tentu ini menjadi kabar yang sangat baik ditengah ketidakpastian kabar di masa pandemi ini. Semoga pariwisata Danau Toba semakin bergeliat kedepannya dan semakin menjanjikan.

Perjalanan ini mungkin singkat dan hanya sekejap, tapi buatku, perjalanan ke Toba selalu menyenangkan dan membuat rindu. Mungkin benar kata orang, sejauh manapun kaki ini akan melangkah, perjalanan ke “rumah” itu selalu yang paling menenangkan.

“a good old times“


Tabiq!!

0 Comments